Apa yang akan Anda cari?

Rabu, 17 April 2019

Pengantar Komputasi Modern : Parallel Computing (Komputasi Paralel)

Parallel Computing (Komputasi Paralel)

Komputasi paralel merupakan teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer yang berdiri sendiri dalam satu waktu. Fungsi ini diperlukan jika kapasitas yang diperlukan sangat besar, untuk mengolah data dalam jumlah besar seperti pada industri keuangan, bioinformatika atau proses komputasi yang besar.

Di dalam komputasi paralel memiliki istilah pemrograman paralel yaitu teknik pemrograman komputer yang memungkinkan eksekusi perintah atau operasi secara bersama-sama dalam waktu yang sama (komputasi paralel). Hal tersebut dapat dilakukan baik menggunakan komputer dengan satu atau banyak processor. Bila komputer yang digunakan secara bersamaan tersebut dilakukan oleh komputer-komputer terpisah yang terhubung dalam suatu jaringan komputer lebih sering istilah yang digunakan adalah sistem terdistribusi (distributed computing).

Beberapa orang yang dibidang sistem operasi beranggapan bahwa komputer tunggal tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, melainkan proses penjadwalan yang berlakukan pada sistem operasi membuat komputer seperti mengerjakan tugas secara bersamaan. Sedangkan komputasi paralel menggunakan beberapa processor atau komputer. Komputasi paralel tidak menggunakan arsitektur Von Neumann.

Tujuan Komputasi Paralel

Mempersingkat waktu eksekusi program yang menggunakan komputasi serial adalah tujuan utama komputasi paralel. Alasan lain yang membuat suatu program menggunakan komputasi paralel antara lain:
  1. Untuk permasalahan yang besar, terkadang sumber daya komputasi yang ada sekarang belum cukup mampu untuk mendukung penyelesaian terhadap permasalahan tersebut
  2. Adanya sumber daya non-lokal yang dapat digunakan melalui jaringan atau internet
  3. Penghematan biaya pengadaan perangkat keras, dengan menggunakan beberapa mesin yang murah sebagai alternatif penggunaan satu mesin yang bagus tapi mahal, walaupun menggunakan sebanyak n buah processor
  4. Adanya keterbatasan kapasitas memori pada mesin untuk komputasi serial.


Hambatan Komputasi Paralel

Penggunaan komputasi paralel sebagai solusi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk eksekusi program mempunyai beberapa hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah:

Hukum Amdahl: percepatan waktu eksekusi program dengan menggunakan komputasi paralel tidak akan pernah mencapai kesempurnaan karena selalu ada bagian program yang harus dieksekusi secara serial.

Hambatan yang diakibatkan karena beban jaringan: dalam eksekusi program secara paralel, prosesor yang berada di mesin yang berbeda memerlukan pengiriman dan penerimaan data (atau instruksi) melalui jaringan. Untuk program yang dibagi menjadi task-task yang sering membutuhkan sinkronisasi, network latency menjadi masalah utama. Permasalahan ini muncul karena ketika suatu task membutuhkan data dari task yang lain, state ini dikirimkan melalui jaringan di mana kecepatan transfer data kurang dari kecepatan prosesor yang mengeksekusi instruksi task. Hal ini menyebabkan task tersebut harus menunggu sampai data sampai terlebih dahulu, sebelum mengeksekusi instruksi selanjutnya. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berkomunikasi melalui jaringan antar dua titik adalah jumlah dari startup time, per-hop time, dan per-word transfer time.

Hambatan yang terkait dengan beban waktu untuk inisiasi task, terminasi task, dan sinkronisasi.

Arsitektur Komputasi Paralel

Taksonomi Flynn membagi arsitektur komputer paralel dengan menggunakan sudut pandang instruksi dan data, sehingga terdapat empat jenis arsitektur komputer paralel:

1. SISD (Single Instruction, Single Data): hanya ada satu prosesor dan satu aliran masukan data (memori) sehingga hanya ada satu task yang dapat dieksekusi pada suatu waktu. Arsitektur von Neumann termasuk dalam jenis ini

2. SIMD (Single Instruction, Multiple Data): eksekusi sebuah instruksi akan dilakukan secara bersamaan oleh beberapa prosesor, di mana suatu prosesor dapat menggunakan data yang berbeda dengan prosesor lain. Karakteristik lain dari arsitektur ini adalah alur eksekusi instruksi yang deterministik (state dari instruksi dan data pada suatu waktu dapat dengan mudah diketahui). Arsitektur ini untuk program yang dapat dibagi menjadi task-task yang mempunyai derajat keteraturan yang tinggi, misalnya sistem pengolah grafik

3. MISD (Multiple Instruction, Single Data): berbagai instruksi akan dieksekusi secara bersamaan oleh beberapa prosesor dengan data yang sama. Arsitektur ini kurang populer karena hanya sedikit permasalahan yang membutuhkan solusi dengan menggunakan karakteristik arsitektur ini.

4. MIMD (Multiple Instruction, Multiple Data): berbagai instruksi dapat dieksekusi oleh beberapa prosesor di mana masing-masing prosesor dapat menggunakan data yang berbeda. Eksekusi instruksi pada arsitektur ini dapat dilakukan secara sinkron (pada suatu rentang waktu, jumlah instruksi yang dieksekusi oleh semua prosesor adalah sama) maupun asinkron, deterministik maupun non-deterministik.

Arsitektur Memori pada Komputasi Paralel

Pada umumnya, ada dua buah arsitektur memori pada komputer paralel, yaitu shared memory dan distributed memory

Shared Memory: arsitektur ini menyediakan global addressing sehingga berbagai prosesor mempunyai cara pengaksesan memori yang seragam. Setiap perubahan pada suatu lokasi memori oleh suatu prosesor akan selalu terlihat oleh prosesor lain. Kelebihan dari arsitektur ini antara lain adalah pengaksesan memori yang user friendly dan performansi yang baik dalam penggunaan data bersama antar task. Sedangkan kekurangannya antara lain adalah kurangnya skalabilitas ketika terjadi penambahan prosesor, di mana akan terjadi peningkatan traffic antara prosesor ke shared memory dan antara cache coherent system dengan memori sebenarnya.

Berdasarkan frekuensi akses, ada dua jenis shared memory:
  • Uniform Memory Access (UMA): setiap prosesor memiliki hak pengaksesan yang seragam dengan prosesor lain
  • Non Uniform Memory Access (NUMA): tidak semua prosesor memiliki hak yang sama dalam mengakses memori

Distributed Memory: arsitektur ini mempunyai karakteristik di mana setiap prosesor memiliki memorinya masing-masing, sehingga eksekusi instruksi dapat berjalan secara independen antara satu prosesor dengan yang lain. Processor akan menggunakan jaringan ketika membutuhkan akses ke memori non lokal. Akses ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis program. Kelebihan dari arsitektur ini adalah terjaganya skalabilitas ketika terjadi penambahan prosesor. Sedangkan kekurangannya adalah penulis program harus berurusan dengan detail komunikasi data antara prosesor dan memori non lokal.

Referensi: 

Pengantar Komputasi Modern : Cloud Computing (Komputasi Awan)

Cloud Computing (Komputasi Awan)

Komputasi Awan atau yang dikenal dengan Cloud Computing merupakan teknologi komputer dalam memberikan layanan komputasi dengan konsep layanan yang diberikan melalui internet dan plikasi yang dijalankan dalam komputasi awan tidak berada di komputer, melainkan berada di komputer lain yang dihubungkan melalui sambungan internet. Contoh aplikasi yang menggunakan cloud computing diantaranya seperti Email Service, Google drive, OneDrive, Dropbox.

Infrastruktur pada komputasi awan menggunakan teknologi virtualisasi yang dibangun berdasarkan server cluster dan memiliki relasi dengan grid computing dan utility computing yang digunakan dalam rivalitas dengan dedicated server dan collocation.

Server Clustering adalah proses penggunaan lebih dari satu server yang menyediakan redundant interconnections dan user hanya mengetahui ada satu sistem server yang tersedia. Grid Computing merupakan suatu kumpulan sumber daya komputer dari berbagai tempat lokasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Utility Computing adalah konsep komputasi dimana pengguna cukup membayar apa yang dipakai.

5 Karakteristik Sehingga Sebuah Sistem dapat Disebut Cloud Computing, yaitu:

1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi seperti storage, CPU, memory, network bandwidth, dan sebagainya yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant.

2. Broad Network Access
Tingkat kemampuan layanan dari suatu cloud provider yang tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh beragam jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dan sebagainya.

3. Measured Service
Tersedianya layanan yang mengoptimasi dan memantau layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan sistem monitoring ini, pengguna bisa melihat berapa sumber daya komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth, storage, processing, jumlah pengguna aktif, dan sebagainya sehingga tersedianya layanan monitoring yang dibuat sebagai suatu bentuk transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.

4. Rapid Elasticity
Tingkat kemampuan dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dynamic berdasarkan kebutuhan pengguna. Cloud consumer dapat menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya bersifat unlimited, dan service consumer bisa dengan leluasa dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap waktu.

5. Self Service
Cloud Consumer bisa menyetting secara layanan dengan sendirinya yang ingin dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi user atau pengguna dengan pihak cloud provider secara otomatis.

Layanan Cloud Computing

NIST sendiri membagi jenis layanan Cloud Computing menjadi tiga sebagai berikut:

1. Software as a Service (SaaS)
SaaS merupakan suatu jenis layanan dari komputasi awan dimana pelanggan dapat menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud provider dan user cukup mengetahui bahwa perangkat lunak dapat berjalan dan digunakan dengan baik.

Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah:
  • Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dan sebagainya.
  • Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dan sebagainya.
  • Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dan sebagainya.
  • Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dan sebagainya.

Kelebihan dari SaaS ini adalah pengguan atau user tidak perlu membeli lisensi software kembali, hanya perlu berlangganan ke cloud provider dan membayar berdasarkan pemakaian.

2. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing pengguna dapat menyewa “rumah” beserta lingkungannya untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat dan user tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. User hanya perlu memastikan aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik, sehingga pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dll) menjadi tanggungjawab dari penyedia layanan.

Kelebihan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth, dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya.


Contoh penyedia layanan IaaS: Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dan sebagainya dengan segera.

Referensi: